Posts

Showing posts from April, 2015

Membuat Aplikasi pada Kaos Anak

Image
Kapan hari itu aku diberi kaos anak 3 biji, dengan ukuran dan warna yang sama. Kaos sisa produksi dari usaha konveksi, ya mayan lah bisa untuk ganti-ganti. Soalnya dalam sehari Ken itu bisa ganti baju berkali-kali. Tapi karena 3 baju itu sama maka aku mikir 'wah ntar dikira anakku ga pernah ganti nih, kok bajunya sama terus hoho'. Langsung aku kepikiran untuk memberi aplikasi gambar-gambar, selain biar beda antara baju satu dan satunya juga agar baju lebih rame.    Cara dan bahannya sangat sederhana, dengan memakai kain-kain yang ngga kepakai dan alat jahit tangan, jadilah baju anak jadi warna-warni. Berikut alat dan bahan yang diperlukan: Kain warna-warni Gunting Jarum Benang Jarum pentul Caranya: Buat pola-pola gambar yang diinginkan Gunting kain sesuai bentuk pola Jahit kain yang sudah berbentuk ke kaos di tempat yang diinginkan Jadi deh, Simple kan? Hahaha Ini hasil yang kudapat setelah njinggleng beberapa lama;  Gimana teman-teman hasilny

Go Green dan Irit Beda Tipis

Image
                Sekarang kan gerakan go green lagi booming tuh, nah demi meringankan beban bumi dari kerusakan, tak ada salahnya kalau kita-kita ikutan juga kan? Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara mengontrol perilaku kita sehari-hari. Selain sebagai bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan, imbasnya juga membuat kita bisa menghemat pengeluaran,....apalagi yang emak-emak pasti suka kan kan kan? Tapi mungkin bagi orang yang sibuk, hal-hal berikut dianggap kurang efisien, karena memang memerlukan tenaga lebih dan kesabaran. Jadi ini semata-mata pengalamanku, ibu rumah tangga, yang tinggal di desa, bukan bagian dari #momwar, okeh ...      Berikut ini adalah kebiasaanku yang kuniatkan untuk go green atau juga sengaja untuk ngirit. Dan setelah kupikir-pikir ternyata aksi go green dan irit itu bedanya setipis rambut dibelah tujuh, alias hampir sama. Jadi kalau lagi malu mengakui sedang ngirit, maka alasan yang bisa dikemukakan adalah sedang melakukan aksi go green...hahahaha. So,

Tablet pertamaku, Advan Vandroid T1J+

Image
   Tak ada angin dan badai, tiba-tiba beberapa hari yang lalu Peip mengajak ke pameran gadget dan menawarkan untuk membelikan tablet. Oo..oo.. Yang benar saja, ujarku tak yakin. Aku tak yakin karena merasa ga butuh tablet. Sebenernya kalau dikasih ya tiba-tiba merasa butuh sih hihi. Ya gimana, aku sudah punya 2 hp dan ada PC. Dari gadgetku itu aku rasa sudah bisa meng-cover semua hal. Sms, nelpon, WA, bbm, browsing, dll. Jadi buat apa beli tablet, sayang duitnyeeee kan haha #emak-emak banget. Buat beli paket blackberry aja aku eman, apalagi ditambahi ngopeni  satu tablet lagi... Duh duh ... Apalagi dari yang pernah kubaca, banyak yang bilang kalau blogging pakai tablet itu seringnya typo. Dengan setengah ikhlas aku katakan tidak pada Peip. Tapi Peip bilang nanti pasti aku butuh ketika bepergian, misal seperti kemarin pas di Semarang 3 minggu. Atau pas ke tempat mbah Ngawi, kan biasanya bisa sampai sebulan di sana.           Meski merasa ga perlu, tapi aku kok ya manut aja diajak ber

Persiapan Menyapih

        Akhir bulan ini Ken sudah menginjak usia 24 bulan alias 2 tahun. Hmm rupanya tinggal sebentar lagi tugasku menyusui, padahal rasanya baru aja ngelahirin dia. Ternyata kini dia sudah bukan bayi lagi, sudah jadi bocah. Jujur saja saya merasa agak patah hati juga, bakalan berkurang interaksiku dengannya. Biasanya dikit-dikit nyari bunda nana, nemplok, sepertinya merasa nyaman kalau sudah aku kempit.  Ahh .. Bakalan tak ada lagi adegan itu. Tapi ya sudahlah, ini demi kemandiriannya juga. Sudah waktunya dia belajar banyak hal lagi, mengeksplor sekeliling, dan bersosialisasi dengan teman, tanpa harus nemplok-nemplok emaknya ini lagi.       Sekarang masalahnya adalah, bagaimana caranya agar aku bisa menyapih dengan nyaman antara kedua pihak, emak-anak dan berhasil pas di usianya 2 tahun? Cara nyapih yang lagi hits tidak lain tidak bukan adalah WWL. Tapi sepertinya aku masih perlu cara yang lebih jitu juga aka lebih instan. WWL itu main sabar-sabaran, jadi engga bisa ditarget. Sejak d

Membiasakan Anak Sholat di Masjid

Image
Sebagai umat muslim, tentu kita tahu bahwa seorang laki-laki afdholnya sholat fardu berjamaah di masjid. Aku cukup sering mengingatkan Peip untuk pergi ke masjid ketika waktu adzan berkumandang, tapi ia masih sibuk dengan aktivitasnya atau ketiduran. Aku sama sekali belum kepikiran dengan my little boboi, hingga satu saat aku mendengarkan radio yang membahas tentang pentingnya mengajak anak untuk sholat di masjid. Meski anak mungkin belum bisa sholat, akan tetapi hal tersebut tetap perlu dilakukan agar anak terbiasa dengan atmosfer masjid, terbiasa pergi ke masjid dan akhirnya menjadikan masjid bagian dari gaya hidupnya.    Aku pun langsung terhentak, oh my.... Aku punya anak cowok, dan aku punya kewajiban untuk mengajarkan dia untuk sholat di masjid sedini mungkin. Karena katanya mbak si penyiar radio itu, kalau gedhe nanti terlalu canggung, andaikata tiba-tiba disuruh sholat ke masjid. Baiklah, mari kita mulai perjuangan ini.     Pertamanya aku meminta Peip mengajak serta si bob