Tak Akrab

Matahari pagi bersinar cerah, udara masih cukup sejuk. Waktu menunjukkan pukul 7.30 ketika saya melewati serombongan kecil anak SD yang rupanya sedang jalan-jalan menikmati pagi. Dilihat dari postur mereka, kemungkinan mereka adalah anak-anak kelas 2 atau 3. Mereka jalan berbaris dengan santai, sambil saling berceloteh riang. Sepertinya mereka dalam rangka pelajaran olahraga, karena mengenakan stel an baju olah raga. Persis di belakangnya ada ibu guru yang mengawalnya. Si ibu guru ini menaiki sepeda motor.
Sejenak langsung aku terpikir, kenapa ya kok ibu guru nya naik motor? Kenapa ga jalan bareng –bareng aja? Ga mau capek? Lha wong murid nya aja yang masih kecil bisa kok. Alangkah indahnya jika guru itu bisa jalan bareng-bareng bersama murid nya sambil bercanda dan bercerita. Ibu guru menerangkan tentang alam sekitar yang di lewati mungkin. Sehingga keakraban antara murid dan guru bisa terwujud. Sehingga bisa merubah imej guru bukan merupakan seseorang yang harus ditakuti. Memang murid harus menghormati guru, tapi bukan berarti murid guru harus berada dalam hubungan yang kaku dan berjarak.
Guru harus bisa berperan menjadi teman dan sahabat bagi murid. Apalagi guru bagi anak – anak kecil, harus bisa memberi ketenangan dan kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Bukan menjadi imej sebagai orang galak yang kerjaannya marah-marah kalau murid tidak bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan. Dengan gambaran kejadian di atas tadi hanya akan menguatkan kesan bahwa guru adalah sosok superior, dan murid inferior.

Comments

Popular posts from this blog

Tembang Dolanan Jawa

Kolam Renang Taji, Magetan

Dokter THT di Karanganyar