Memilah Sampah Rumah Tangga, Yuk!


Pic: pixabay

      "Rata-rata orang menghasilkan sampah 600 gram per hari. 55 persen sampah organik, 15 persen sampah kertas, 15 persen plastik, sisanya kayu, baterai dan lain-lain. Kalau kita bisa memilahnya dengan baik, setidaknya kita bisa mengurangi sampah hingga 80 persen," ( Head of Green Comitte Nutrifood sekaligus Head of Marketing Division, Angelique Dewi Permatasari seperti yang ditulis dalam m.liputan6.com/health/read/2190892/ini-untungnya-memilah-sampah-organik-dan-non-organik).
        Sampah memang sering menimbulkan masalah tersendiri. Kalau aku jalan-jalan ke kota sebelah itu, banyak terlihat di tempat-tempat umum sampah berceceran, sungai dan got penuh sampah, di TPS sampah menumpuk belum keangkut dengan bau yang menyengat. Apalagi kalau berkunjung ke TPA, wuuh sampah menggunung gak kira-kira. Di Indonesia metode penanganan sampah yang digunakan di TPA kayaknya memang baru sekedar menimbun sampah, belum metode mengolah sampah. Sebenarnya sudah banyak ya pabrik daur ulang, namun sepertinya belum maksimal, karena banyak dari kita yang melempar begitu saja sampah yang kita hasilkan ke tong sampah. Jadinya campur baur, banyak yang tak termanfaatkan. Coba seluruh rakyat Indonesia bersatu padu membuang sampah dengan benar, pasti sampah bisa termanfaatkan lagi, sehingga tidak menjadi masalah besar. Nah di sinilah peran kita.

Mengapa kita harus memilah sampah dari rumah tangga masing-masing?

1. Bentuk tanggung jawab terhadap perilaku kita sendiri

Sampah dihasilkan dari sisa kegiatan kita, jadi sudah seharusnya kita ikut bertanggung jawab. Kan kita sudah bayar iuran sampah, ngapain repot-repot mikirin sampah? Mungkin itu yang ada di benak teman-teman. Menurut saya iuran sampah hanya sekedar untuk biaya mengangkut sampah saja. Kita belum ikut bertanggung jawab atas sampah kita. Kebanyakan dari kita, sekarang ini baru bisa "lempar sampah, sembunyi tangan". Kita tidak bisa mengandalkan pemerintah saja untuk urusan ini. Mulai dari kita sendiri, dari hal kecil, dan sekarang juga.

2. Salah satu wujud cinta terhadap bumi yang tiap hari kita tempati

Menurut tetangga saya yang pernah jadi ART di Hongkong, mau buang sampah saja di sana ada aturannya. Sampah cair seperti minyak masuk ke lubang bawah tanah, sementara sampah lain harus dipilah-pilah, sampah botol-botol bekas harus bersih, dicuci dulu dalamnya, dan diangkutnya seminggu sekali. Segala sesuatu memang butuh usaha. Mau bumi ini terselubung sampah? Tentu tidak kan. Jadi ya repot dikit gak pa pa lah. Dengan memilah sampah, seperti yang poin di atas, jadi bentuk rasa cinta dan syukur kita memiliki bumi yang bisa kita tempati.

3. Bisa dapat uang lho

Jangan salah, sekarang ini hampir semua sampah kering laku dijual, hanya satu yang jarang laku di tempatku, botol-botol kaca. Enak kan karena kita justru bisa membuang sampah kita dengan dibayar. Caranya yaitu, sampahnya dipilah dan buangnya ke tukang rosok. Mungkin teman-teman yang berkecukupan akan bilang, ah ngga perlulah duit recehan dari sampah. Eitt tunggu, poinnya adalah mendaur ulang sampah kita, biar ngga memenuhi TPA. Duit recehan itu hanya bonus saja. Di keluarga kami biasa memilah sampah, dan ketika menjualnya bisa dapat 50 rb lebih (dari kumpulan sampah beberapa waktu).

4. Menghemat sumber daya

Mungkin teman-teman berpikiran "Ah, di TPA kan sudah ada pemulung, nanti juga bakal dipilihin sama mereka". Jadi tak perlu kita memilah sampah. Ketahuilah, di TPA itu sampahnya campur aduk, jadi pasti bakalan banyak yang nggak keambil. Contohnya saja, di rumah kita buang kardus susu di tempat sampah, terus atasnya kita timpa dengan sisa sayur sop. Basahlah kardus itu.  Lalu di TPS kena hujan, sampai TPA udah hancur dah itu kardus. Padahal kalau kita pilah dari rumah, kardus itu masih utuh, dan bisa sampai ke tempat daur ulang kertas, jadi sesuatu yang berguna. Mungkin bisa dibuat kertas karton daur ulang. Sehingga kebutuhan kertas baru dari pulp kayu bisa dikurangi. Begitu juga dengan plastik, yang mana asalnya terbuat dari minyak bumi. Dengan mendaur ulang plastik maka bisa menghemat penggunaan minyak bumi.

Lalu bagaimana sih cara memilah sampah rumah tangga?

Inilah pengalaman yang biasa kami lakukan, dan jika kita lakukan, maka volume sampah yang kita buang ke TPA akan menyusut drastis. Bahkan bagi yang tinggal di desa, tak akan punya permasalahan sampah. Yang pertama perlu kita siapkan adalah 5 kantong/karung penampung.

Pic: pixabay
  • Kantong 1: untuk menampung kantong-kantong plastik. Plastik apa saja bisa masuk ke sini. Kantong plastik, wadah sabun cair, wadah minyak goreng, plastik bungkus tahu, dan apalah-apalah. Sebaiknya kalau plastiknya kotor kita bilas dulu, seperti plastik bungkus ayam mentah. Sambil nyuci ayamnya, kita bilas plastiknya dari sisa darah.
  • Kantong 2: untuk menampung barang-barang plastik, seperti botol-botol plastik, gelas plastik, mainan anak dari plastik yang sudah rusak, ember pecah, dsb.
  • Kantong 3: untuk menampung kardus atau wadah berbahan kertas, juga koran bekas.
  • Kantong 4: untuk menampung barang-barang logam, seperti potongan besi, kaleng, bagian sepeda yang rusak, dll.
  • Kantong 5: untuk menampung sampah basah, biasanya hasil kegiatan di dapur. Seperti kulit sayur dan buah, bekas teh celup, sisa makanan, daun bungkus tempe, dan teman-temannya, dan juga sampah-sampah yang nggak masuk ke kantong 1-4.
Dari kelima kantong tersebut, kantong 1-4 silahkan "buang" ke tempat tukang rosok. Ingat, tujuan utama kita adalah untuk bumi tercinta ini. Kalau mungkin nggak sempet ke tukang rosok, bisa kita kasih ke pemulung yang lewat depan rumah, tentu dia bakal senang sekali. Pengalaman kakak saya, dia membuang sampah kering sekitar seminggu sekali. Ditaruh aja itu kardus dan aneka sampah kering di bawah pohon di depan rumah. Pagi naruh, ntar siang hari barang-barang itu sudah hilang karena diambil sendiri sama pemulung/tukang rosok.
Sementara itu, kantong nomor 5 buang ke tempat sampah biasa agar diangkut ke TPA. Kalau yang tinggal di desa, atau punya tempat penampungan, sampah basah ini dikumpulkan saja di tempat penampungan dan nanti bakal jadi kompos sendiri. Bisa untuk media tanam nantinya.
Begitulah kira-kira beberapa hal yang sebaiknya dilakukan terhadap sampah rumah tangga yang kita hasilkan. Yuukkks sama-sama kita terapkan!

Mungkin bagi sebagian orang terlihat merepotkan dan useless, tapi percayalah kalau sudah tertanam motivasi yang kuat untuk berbuat sesuatu kepada bumi dan melihat sendiri bagaimana ngerinya melihat tumpukan sampah di pinggir jalan, di pinggir jembatan, di pinggir sungai, dll maka repotnya tidak terasa, dan lama-lama akan terbiasa.

Untuk level beginner, atau yang baru mau mencoba, bisa sedikit-sedikit dulu dengan memilah sampah plastiknya saja dulu, atau kardusnya saja. Atau mungkin dengan tidak mencampur sampah basah dan kering. Biarpun sedikit, minimal ada usaha dari kita, yess?!

Note: Artikel ini pernah saya posting di  http://www.rindagusvita.web.id/2016/03/bloggerpedulimasadepan-ayo-pilah-sampah.html dan saya posting ulang di sini atas persetujuan mbak Vita Rinda


Comments

  1. aku juga gitu mba memisahkan kayak botol-botol mau botol minuman, sabun atau apapun aku pisahkan kalau udah banyak tinggal kasih ke pemulung :)

    ReplyDelete
  2. Kebetulan aku juga sama kayak kak Herva suka milah-milah barang yang dirasa udah ngga berguna.
    Setelahnya kukasi ke orang yang membutuhkan atau pemulung.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tembang Dolanan Jawa

Kolam Renang Taji, Magetan

Dokter THT di Karanganyar