Kreativitas Tetap Terasah di Pondok Pesantren


Malam minggu kemarin saya cukup senang bisa menyaksikan salah satu gelaran seni dari santri Gontor Putri 1 Mantingan, Ngawi. Acara ini merupakan salah satu rangkaian peringatan 90 tahun Gontor, dan 25 tahun Gontor Putri. Meskipun sempat diguyur hujan sebentar, acara berjalan meriah. Dihadiri oleh ribuan santri, alumni dan wali santri, pergelaran ini cukup memukau dan mencerahkan saya, yang mana tidak pernah mondok, bahwa ternyata di pondok ada ajang kreatifitas macam begini.


Acara dimulai selepas Isya. Untung Ken nggak rewel (eh belum ding hehe, soalnya setengah 11 dia bete juga akhirnya karena sudah ngantuk). Begitu masuk, dia semangat banget lihat banyak lampu sorot, kembang api, bubble yang beterbangan di panggung, tari ular naga. Malah pas tari saman dia teriak-teriak "wah hebat hebat", sampai dilihatin orang-orang sebelah...haha.

Kegiatan yang melibatkan kelas 5 dan 6 ini menjadi ajang "pertumpahan" berbagai kepiawaian santri, seperti kebisaan mereka dalam menyanyi, menari, memainkan alat musik, drama, melukis, berpuisi, fashion show, dll. Pokoknya berbagai macam kreativitas santriwati terwadahi dalam acara ini, sehingga acara berlangsung dalam waktu yang lumayan lama, karena menampilkan pertunjukan berbagai bentuk. 


Baca juga:
Persyaratan pendaftaran Ponpes Gontor

Meski harus menahan dingin malam, saya tetap mengikuti gelaran tersebut, sementara Ken ditidurkan di mobil. Apa ya, saya itu masih terkagum-kagum gitulah, karena tak menyangka di dalam pondok ada acara spektakuler begitu (santrinya putri semua, dan mereka mengurusinya sendiri). Panggungnya besar, desain panggungnya megah. Memakai lighting, sound system, dan kamera beneran yang kayak di konser. Bahkan memakai kamera yang terbang-terbang itu, apa sih namanya? Kamera drone apa ya. Dan mereka mengoperasikan perangkat itu sendiri, karena memang pria dilarang masuk ke area pertunjukan. Kamera yang buat shooting yang lengannya panjang kayak punya stasiun TV itu juga dioperasikan siswa sendiri.

Di sinilah semua elemen santri diberdayakan. Yang "ngartis" ada kesempatan tampil, yang jago tata busana mengurusi wardrobe (banyak kostum yang dirancang dan dijahit sendiri pakai jahit tangan), yang suka dokumentasi mengoperasikan kamera dan shooting, yang piawai gambar membuat hiasan dsb. Background yang besar itupun rupanya hasil gambar santri sendiri. Menurut keponakanku, bantuan pria hanya waktu pemasangan panggung, background dan lighting. 






Meskipun sound-nya terasa kurang pas, dan pertunjukan selesainya molor 1,5 jam, but overall that was a great show. Kekurangannya bisa dimaklumi, karena katanya mereka ngga bisa mengadakan gladi bersih soalnya hujan terus mengguyur hari-hari sebelumnya. 


Kenapa saya begitu takjub sih, toh anak-anak SMA di luaran sana banyak juga yang mengadakan pensi? Iya, soalnya kesannya di pondok itu melulu belajar agama saja. Apalagi, santri pondok ini tuh nggak bisa seenaknya keluar masuk pondok, alias "terkurung" di dalamnya, kalau nggak salah hanya ustadzahnya yang bisa keluar masuk. Ternyata, meski begitu, mereka pun, bisa tetap mengembangkan kreativitas masing-masing, karena banyak sekali kegiatan yang bisa diikuti. 

Comments

  1. wah klo santri yang ngartis maksudnya yang gimana mb nana hihi
    pada kreatif2 ya anak santri ternyata

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maksudnya yang suka tampil gitu lho mbak nita hehe, soalnya kebalikannya, keponakanku tuh nggak suka difoto, nggak suka tampil2, gitu2 lah, pilih dibalik layar, jd sutradara panggung

      Delete
  2. Anak pondob juga harus kreatif ya Mbak. Gak kalah saing sm sekolah formal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, anak pondok nggak kalah sama anak sekolah formal

      Delete
  3. wah seru sekali acaranya ya..

    budy | TravellingAddict
    Blogger abal-abal
    www.travellingaddict.com

    ReplyDelete
  4. Saya juga pernah menyaksikan kreativitas anak pondok Tak' mirul Solo. Mereka antusias sekali mengikuti acr PENSI ala pondok.

    ReplyDelete
  5. Makasih uti dah mampir..kalau pondoknya takmirul apa deket sama SD takmirul itu tho Uti?

    ReplyDelete
  6. Iya mba ada satu komplek dengan SD, dan SMP Takmirul, Uti pernah ngajar ekskur disana tuk santrinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku dulu pernah melamar jadi guru yg SD, gak ketrima tapi hihi

      Delete
  7. btw ponakan saya lulusan sana ada 2, mantep deh ngajinya.. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu saya dateng jg karena keponakan saya mas hehe. kalau keponakan saya sepertinya ngajinya nggak terlalu, karena dia sepertinya banyak kegiatan yg kayak pramuka, ikut panitia2 apa gitu2

      Delete
  8. keren ya acaranya. Dari dan untuk santri banget. Btw ternyata walau santri tetap boleh ada acara fashion show ya mbak. Tadinya kupikir fashion show lenggak lenggok seperti yg biasa kita lihat di media massa itu gak dibolehin di lingkup keagamaan seperti pesantren begini. Salut sama para santri.... Salam kenal ya mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada acara fashion show, tetapi gaunnya gaun muslimah, trus juga nggak lenggak lenggok yg terkesan seksi, penontonnya perempuan semua,trs yg tidak berkepentingan nggak boleh merekam acaranya.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tembang Dolanan Jawa

Kolam Renang Taji, Magetan

Dokter THT di Karanganyar