Simponi Hujan di Tahun 90-an
![]() |
Tanaman Uwi |
Aku tinggal di sebuah dukuh kecil di tengah sawah, jauh dari keramaian dan pusat hiburan. Hujan adalah hiburan. Aku sangat senang dengan hujan. Kami biasa main kejar-kejaran di bawah derasnya curahan air dari langit, perosotan di tanah becek, atau sekadar menari-nari di halaman. Jika tak sempat bersentuhan, maka aku sering menikmatinya di serambi belakang rumah sambil makan jagung rebus dan menggoda ayam-ayam yang sedang ikut berteduh memakai biji jagung rebusku dengan main dok neng ceret topeng.
Hujan adalah kehidupan. Hujan memberi kami cadangan air bening dengan mudah dengan hanya menampungnya di teras rumah. Biasanya kami harus mengangkutnya dari sungai. Halaman belakang yang musim kemarau lalu kosong, sekarang sudah penuh dengan pucuk-pucuk uwi, gembili, suweg, lengkuas, jahe, kunyit, temulawak juga puyang.
Hujan memunculkan laron-laron dari sarangnya, yang segera terbang ketika lepas dari jumputan tangan kami yang menangkapinya begitu keluar sarang. Tak lupa kami mengintip tanah basah di dekat pohon-pohon untuk mengambil berbagai jamur untuk lauk sarapan. Sejenak pandangan kami ke atas, ada bunga-bunga anggrek liar tersenyum dengan indahnya.
Dari kejauhan terdengar suara pak tani berdendang dari atas bajak sapi nya, bahagia karena sawah bisa dikerjakan lagi. Memang sawah kami adalah sawah tadah hujan. (... hingga sekarang. Semoga hujan segera datang. Amin.)Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway November Rain
Presented by Keina Tralala
hujan selalu memberi kesan berbeda pada setiap orang yah mbak :)
ReplyDeleteIya mbak, hujan memberi banyak cerita. Makasih ya udah mampir :)
DeleteDuh jadi kangen berburu laron. Dulu waktu masih kecil bisa ngumpulin laron bertoples-toples :D
ReplyDeleteBtw salam kenal :D saya follow yaa :D
DeleteIyaa mak, dulu laron banyak bgt, udara pagi penuh laron beterbangan, sekarang udah hampir ngga ada di dukuhku ini. makasih dah mampir. Iya, ntar aku folback ;)
DeleteWaaa memori masa kecil memang plg ondah ya, palagi tempat tinggsle masi adem asri gityu
ReplyDeleteIya mbak, sampai aku tu kayak kena sindrom gagal move on dari masa kecil hehe..
DeleteSelalu suka hujan sayangnya di semarang udah bulan november dan hujan masih jaraaang banget muncul :(
ReplyDeleteDi sini hujannya jg blm rutin mak, pak tani udah gelisah karena blm cukup air untuk membajak
Deletehujan, selalu meberikan kenangan. SubhanaAllah
ReplyDeletehujan, selalu meberikan kenangan. SubhanaAllah
ReplyDelete