Mbak Bidan Meragukan Kekuatanku
Minggu 28 April 2013, HPL tinggal satu hari lagi dan aku belum merasakan apa-apa. Aku mulai resah, gelisah, gundah dan susah #lebay. Maklum ini adalah kehamilan pertama. Akhirnya kuajak suami menemani periksa ke bidan dekat rumah. Bidan bilang janin belum turun ke panggul padahal sudah bukaan satu. Ada beberapa kemungkinan; air ketuban terlalu banyak sehingga janin mengapung-apung, janin terlilit tali pusar, atau mungkin panggulku sempit. Sehingga bidan tidak berani menangani proses kelahiran ini dan siap memberikan rujukan ke rumah sakit. Kami hanya berpandang-pandangan. Otakku langsung tertaut pada kata operasi
Kami memutuskan untuk musyawarah dulu. Senin
siang aku menemukan flek. Sorenya aku mengajak suami periksa ke dokter. Sampai
sana pertama kali diperiksa oleh bidan muda. Mba bidan memeriksa berat badan,
tinggi badan dan tekanan darah. Sambil nimbang dia bilang "Wah sampeyan
kok kecil banget, apa kuat mengejan nanti?” Aku hanya tersenyum kecut, tak tau
harus bilang apa. Emang sih, aku kayak orang busung lapar, hamil tua BB cuma 47
kg.
Dokter
bilang semuanya oke, tidak terlilit tali pusar, sudah bukaan dua dan insyaallah
bisa normal. Beliau menyarankan untuk langsung mondok di kliniknya saja. Petang
itu kami berangkat ke klinik persalinan. Aku dan suami tergelak-gelak masih kurang
percaya kalau mau nglairin. Lha gimana, video senam hamil yang ngopy
dari teman kantor itu aja belum ditonton, belum juga latihan pernapasan ..... duuh,
aku jadi kalut.
Jam 9
keluarga nengokin. Bapak memberiku sebotol air mineral yang harus kuminum. Aku ragu-ragu,
karena rasanya tidak enak. Demi menyenangkan beliau aku mencecap dua teguk, dan
ketika lengah suamiku tak suruh membuang separo... #menantu-jahil. (beberapa
hari kemudian aku baru tahu itu air rumput Fatimah) ![]() |
Ken baru lahir |
Ketika
mulai pegel-pegel, suami kupaksa untuk mengusap-usap pinggangku
terus hihihi, dan aku berusaha tidur agar fit kalau nglahirin
sewaktu-waktu. Jam 12 mulai mulas, namun bukaan belum nambah. Aku disarankan pindah ke ruang persalinan, mumpung masih kuat. Agak keder aku ketika masuk
ruang persalinan.. Jam dua kontraksi makin kuat. Untung mulasnya ga
terus-terusan. Jadi antara mulas satu dan lainnya itu ada jedanya. Setengah 3
aku merasa ada cairan menyembur. Aku meminta suami panggil bidan. Dalam waktu singkat
bukaan nambah terus.
Jam 3 proses persalinan dimulai. Aku diarahkan pada posisi melahirkan dan
diminta untuk "latihan mengejan", ‘Bagus....!' kata dokter memujiku.
Setelah ambil napas sejenak, dokter memberi arahan lagi. Namun beberapa saat
tak kurasakan kontraksi, dua bidan asisten dokter beraksi. Perutku digelitikin
dengan ditekan-tekan pakai ujung jari. Aku jadinya ketawa-tawa. Kontraksi
datang lagi. It's the timeee .... Kuulang langkah-langkah seperti yang
dijelaskan, namun tanpa sadar aku mengambil nafas disela mengejan, dokter
memperingatkanku, akupun jadi panik dan bernafas serampangan. Aku berhenti,
menenangkan diri, ambil ancang-ancang.
Dokter menyemangatiku, katanya kepala bayi sudah kelihatan.Kuambil napas
sedalam mungkin ... lalu...mengejan selama mungkin. Tak kuhentikan barang
sedetikpun hingga terasa ada yang meluncur. Alhamdulillah ....Welcome to the
world my baby!
Jadi meskipun badan si ibu kecil belum
tentu panggulnya sempit dan tidak kuat
mengejan, yaaa!
Allah Maha Kuasa ya mak..:)
ReplyDeleteiya bener, macem2 deh ceritanya..
Delete