Saya Full Time Mother, Tapi ......

          Mempunyai anak tentu merupakan dambaan bagi tiap pasangan yang menikah. Anak merupakan buah cinta ayah dan bunda yang membuat rumah terasa hangat dan ceria, sehingga kehadiran anak merupakan suatu anugerah yang priceless. Oleh sebab itu banyak bunda menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya.Kabar bagusnya, makin ke sini para bunda makin concern dengan tumbuh kembang anak. Mulai dari asupan nutrisi, edukasi, hingga perkembangan psikologis makin diperhatikan. Tambahan lagi, kehadiran internet di masa sekarang membuat informasi-informasi terkait tumbuh kembang anak dengan mudah kita peroleh.
         Seperti anakku Ken ini, bisa dibilang dia adalah anak google. Karena semenjak hamil hingga sekarang aku konsultasinya lebih banyak sama google ketimbang sama dokter hihi #ngirit. Internet memuat banyak sekali informasi dari berbagai kalangan dengan berbagai sudut pandang dan opini. Nah, kabar buruknya ada di bagian ini nihh. Saking penginnya memberikan hal terbaik untuk anak, banyak kalangan bunda yang terjebak dalam perang opini  berkaitan dengan tumbuh kembang anak, baik itu dari masalah ASI, MPASI, masa penyapihan, obat untuk anak, pola pengasuhan, hingga perlukah bunda berhenti kerja untuk mengasuh anak di rumah. Terkait dengan hal terakhir ini saya punya cerita tersendiri, yuk simakkkk :)
      Sebelum punya anak aku kerja di sebuah penerbitan buku. Kerja di bagian editing membuat aku harus sering lembur, sehingga aku punya angan-angan jika nanti dikaruniai anak bakalan resign dari pekerjaan. Selain itu, masa kecilku yang kurang deket dengan orang tua makin memantapkan aku untuk menjadi full time mom.Dalam benakku, kalau aku resign aku bakalan punya banyak waktu untuk anak, bisa sering-sering mengajaknya bermain, bernyanyi, bercerita, memperhatikan makanannya, kebersihan badannya, dan perkembangan psikologisnya. Jadi keputusanku untuk jadi ibu rumah tangga sama sekali ga terpengaruh dari debat di internet yaa .. :D .
        Akhirnya tiba juga waktuku jadi seorang mommyyy, dan akupun benar-benar resign dari kantor. Hingga sekarang udah 1,5 tahun aku di rumah, thennn....hello... gimana kabarnya sekaraang? Apakah saya jadi ibu hebat, wondermom, bunda bahagia, atau mommy keren????? Tunggu dulu ... ternyata saya lebih merasa jadi ibu yang gagal ihikss...*nangistersedusedu. How come? What's wrong? Lihatlah ini Ken, badannya kecil kurang doyan makan, kejedot dan terjatuh-jatuh dari ini itu entah berapa kali ga keitung, ohhh what a careless mom. Selain itu, sering terlewat sesi sikat gigi sehingga gigi atasnya agak kuning, ga berhasil mewujudkan niat untuk rajin memijatnya sendiri, belum berhasil untuk sering-sering memperdengarkan hafalan Al-quran..dll..padahal yaaa, aku ini di rumah 24 jam. Yah memang, aku masih menumpang hidup di rumah mertua. Jadi ketika ada waktu aku penginnya beberes rumah, masak, dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Apalagi mertuaku masih aktif bekerja, jadi tentu aku ga enak hati kan kalau beliau pulang kerja, rumah dalam keadaan kotor dan ga ada makanan.. #modus.

       Jadiii, perkara para mommy mau kerja di luar atau stay di rumah aja itu sama sekali ga perlu diperdebatkan, yang penting anak keurus, dan menghabiskan waktu dengan anak dengan penuh kualitas. Jangan seperti daku, anak memang seliweran di sekitarku, tapi sering perhatianku ga ke dia, disambi ini itu. Mau kerja di luar atau stay at home itu pilihan masing-masing pribadi dengan mengacu pada kondisi yang menyertai, tidak bisa disama-samain dan tidak bisa dipaksakan
    

Comments

Popular posts from this blog

Tembang Dolanan Jawa

Kolam Renang Taji, Magetan

Dokter THT di Karanganyar